Menentukan Kelembaban Dalam Rumah Burung Walet

Dalam usaha budidaya walet kelembaban sangatlah penting untuk memenuhi kebutuhan iklim mikro dalam rumah burung walet atau gedung walet, ini dikarenakan untuk mengeluarkan air liur yang bakal menjadi sarang walet yang nilai jualnya tinggi, burung walet membutuhkan udara lembab.

Sebab jika udara yang ada pada gedung walet itu panas atau kadar airnya rendah burung berliur emas ini akan kesulitan mengeluarkan liurnya dikarenakan kelenjar saliva burung walet tersebut kering.

Ibarat kata seperti orang yang berpuasa mulut kering, leher kering dan untuk membuang air liur saja terasa sulit.

Bagaimana cara agar gedung walet kita menjadi lembab?

Untuk menjawab hal ini perlu dipahami dahulu bahwa untuk menciptakan kondisi lembab pada udara membutuhkan yang namanya air, baik air yang diletakan pada wadah loyang/ember, kolam, ataupun pada alat pelembab seperti humidifier.

Menentukan Kelembaban Dalam Rumah Burung Walet

Dalam memenuhi kebutuhan kelembaban dalam rumah walet atau gedung walet tentunya perlu yang namanya hitungan masa yaitu antara luas bangunan, tekanan angin yang masuk dan faktor bahan bangunan itu sendiri.

Penulis mengambil contoh hitungan masa pada rumah walet ukuran 5x10 dengan bahan bangunan batako, dan tekanan angin yang lumayan kencang.

  1. Ukuran bangunan 5x10 adalah ukuran ruangan yang cukup luas luasnya adalah 50m2
  2. Bahan batako umumnya menyerap panas lalu disimpan di dalam rongga batako dan akan dihantarkan atau di dorong panasnya ketika dinginnya suhu udara luar dimalam hari melebihi dinginnya suhu udara didalam gedung walet, biasanya hal itu terjadi mulai pada pukul 17:00 s/d pukul 22:00 lalu akan kembali normal pada jam setelahnya sebab batako akan kembali menyerap suhu udara dingin yang dari luar gedung ketika suhu antara dalam ruangan walet seimbang dengan suhu luar gedung.
  3. Tekanan angin yang cukup kencang mengakibatkan kelembaban di dalam ruangan walet cepat habis terbawa angin. Walaupun suhu sudah ok namun lembab akan kurang.

Dari contoh kasus diatas maka dapat kita ambil solusi yaitu dengan

  1. Mengisolasi batako dengan sterofoam bagian luarnya lalu di plester dan di plamur serta dicat putih. Tujuan sterofoam untuk mengahadang panas agar tidak diserap batako, sementara plamur untuk menutup pori – pori plester agar panas tidak dapat masuk dan terkurung pada pori pori plesteran, dan cat putih berfungsi untuk menolak panas yang meyinari dinding gedung walet.
  2. Tekanan angin yang cukup kuat dengan menguranginya dengan cara menutup sebagian pipa ventilasi dalam hal ini diperlukan alat ukur suhu untuk mengecek suhu yang dihasilkan sebelum gedung walet diberi air. Jika suhu telah mencapai 26 derajat celcius sampai 29 derajat celcius maka tepatlah sudah suhu dalam ruang gedung walet.
  3. Selanjutnya dengan ukuran gedung walet yang luasannya 50m2 maka kita berikan nilai kelembaban udara yaitu dengan menuangkan air pada wadah baik itu kolam, loyang/ember  dengan luasan 70% dari luasan ruangan walet. Jika menggunakan mesin kabut atau mesin pelembab hal itu lebih baik asalkan diatur jam operasionalnya sesuai kebutuhan ruangan walet.

Sehingga kelembaban mencapai 80% s/d 95% artinya suhu udara 26-29 derajat celcius mengandung kadar air sekitar 80-90%.

Ukuran ini harus stabil atau dengan fluktuasi yang sedikit tidak berbeda jauh sehingga walet tidak akan kaget dengan perubahan suhu yang tiba2 turun dan naik secara drastis.

Semoga bermanfaat bagi calon pembudidaya sarang burung walet. Saya doakan agar usahanya sukses

REFERENSI:
bumiwaletindonesiablogspot

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter